SRUWENG

SRUWENG

Sruweng, Kebumen

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jump to navigationJump to search
Sruweng
Kecamatan
Sruweng, Kebumen.jpeg
Peta lokasi Kecamatan Sruweng
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenKebumen
Pemerintahan
 • CamatDrs. Aris Subiyakto
Luas64,4 km²[1]
Jumlah penduduk56.928 orang[1]
Kepadatan827 jiwa/km²
Desa/kelurahan21
Sruweng atau dulu dikenal Kedung Prayoga adalah sebuah kecamatan di Kabupaten KebumenProvinsi Jawa TengahIndonesia. Kecamatan ini terkenal dengan produksi home industry Genteng Sokka-nya bersama dengan 4 kecamatan lain, yaitu AdimulyoPejagoanKlirong dan Kutowinangun. Kecamatan Sruweng terletak di sebelah barat Kota Kebumen. Jarak Kecamatan Sruweng dari Kota Kebumen adalah 6 kilometer. Luas wilayahnya 64,4 km², dan jumlah penduduknya 56.928 Jiwa. Kecamatan Sruweng terdiri atas 21 desa, 97 RW, dan 332 RTKecamatan Sruweng merupakan salah satu ibu kota kecamatan di Kabupaten Kebumen yang berkembang pesat seperti Kecamatan GombongKecamatan KaranganyarKecamatan KebumenKecamatan Kutowinangun serta Kecamatan Prembun. Pusat pemerintaha Kecamatan Sruweng berada di Desa Sruweng

Desa / kelurahan[sunting | sunting sumber]

Batas-batas Wilayah[sunting | sunting sumber]

  1. Sebelah Barat: Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Karanggayam
  2. Sebelah Timur: Kecamatan Pejagoan dan Kecamatan Klirong
  3. Sebelah Utara: Kecamatan Karanggayam dan Kecamatan Pejagoan
  4. Sebelah Selatan: Kecamatan Petanahan

Geografi[sunting | sunting sumber]

Kecamatan Sruweng sebagian besar memiliki kondisi geografi berupa lembah dan perbukitan yang merupakan bagian dari Pegunungan Serayu Selatan. Ketinggian rata-rata Kecamatan Sruweng adalah 86 meter di atas permukaan air laut. Puncak tertingginya adalah puncak Bukit Krewed yang memiliki ketinggian 551 meter di atas permukaan air laut yang berada di perbatasan Desa Condongcampur dengan Kecamatan Karanggayam. Sungai- sungai yang ada di wilayah ini antara lain Sungai Kejawang, Sungai Widayapayung, Sungai Pengempon, Sungai Penusupan, Sungai Gede, Sungai Curug, Sungai Watutarung, Sungai Lemahrata, Sungai Kedungpakis, Sungai Bakung, dan Sungai Turus.

Penggunaan Lahan[sunting | sunting sumber]

Penggunaan lahan di Kecamatan Sruweng sebagian besar digunakan sebagai lahan persawahan di dataran rendah pada wialayah bagian selatan. Serta hutan kayu tahunan dan palawija di lahan berkontur perbukitan. Sebagian lahan sawah merupakan jenis sawah tadah hujan terutama dibagian utara dan sisanya merupakan sawah irigasi dari Waduk SemporWaduk Wadaslintang dan Sungai Luk Ulo. Hasil bumi Kecamatan Sruweng berupa padi, sayur-mayur, buah buahan, palawija, tembakau, cengkih, jenitri, kayu hingga batu alam.

Transportasi[sunting | sunting sumber]

Transportasi di Kecamatan Sruweng berupa angkutan kota, kereta api, bus antar kota antar provinsi serta angkutan pedesaan. Angkutan pedesaan menghubungkan sejumlah desa di Kecamatan Sruweng dengan pusat kecamatan. Sarana dan Prasaran penunjang seperti jalan hotmix dan jembatan sudah baik diruas vitas wilayah ini. Terdapat jalur jalur nasional di wilayah selatan yang menghubungkan sejumlah kota di selatan pulau jawa. Selain itu terdapat ruas jalan lokal yang vital diantaranya Sruweng - Karangjambu - Donosari - Penusupan. Lalu Sruweng - Karangjambu - Pandansari - Condongcampur. Kemudian ruas vital lainnya adalah jalan alternatif Petanahan - Karanganyar. Terdapat stasiun kereta api di wilayah Kecamatan Sruweng yaitu Stasiun Sruweng.

Penduduk[sunting | sunting sumber]

Sebagian besar penduduk Kecamatan Sruweng berprofesi sebagai petani, buruh tani, Ibu Rumah Tangga, Wiraswasta dan PNS. Umumnya penduduk usia produktif pergi merantaau atau bersekolah ke kota besar seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek), Kota BandungKota SemarangKota SurabayaKota YogyakartaKota SurakartaPurwokerto dan sejumlah kota besar di luar pulau seperti SumateraBali, dan Kalimantan. Mayoritas penduduk Kecamatan Sruweng memeluk agama Islam dan terdapat juga yang beragama Kristen. Jenjang pendidikan yang dicapai penduduk di wilayah ini adalah hingga Universitas meski sebagiaan besar tamatan Sekolah menengah pertama dan Sekolah menengah atas

Sekolah Menengah[sunting | sunting sumber]

Beberapa sekolah menengah negeri dan swasta yang ada di Kecamatan Sruweng adalah sebagai berikut :
  1. SMA Plus Nurul Falah Jebres
  2. SMK Bina Teknika Sruweng
  3. MA Mualimin Sidoharjo
  4. SMPN 1 Sruweng
  5. SMPN 2 Sruweng
  6. MTs Ma'arif Giwangretno
  7. MTs Ma'arif Pandansari
  8. MTs Ma'arif Pengempon

Sarana Publik[sunting | sunting sumber]

Sarana publik di Kecamatan Sruweng cukup bagus dengan adanya pasar tradisonal, masjid, gereja yang mendukung serta fasilitas kesehatan. Berikut sejumlah fasilitas umum yang ada di Kecamatan Sruweng:
  1. RS PKU Muhammadiyah Sruweng di Desa Sruweng
  2. Puskesmas Sruweng di Desa Sruweng
  3. Pasar Tengok di Desa Jabres
  4. Pasar Kejawang di Desa Kejawang
  5. Pasar Karangjambu di Desa Karangjambu

Pariwisata & Sosial Budaya[sunting | sunting sumber]

Kecamatan Sruweng memiliki tempat wisata, potensi wisata, kerajinan tangan serta makanan khas yang menjajikan. Tempat pariwisata belum dikelola dengan baik oleh pemerintah Kabupaten Kebumen maupun swadaya. Berikut tempat wisata yang ada di Kecamatan Sruweng
  • Curug Silangit
Ini merupakan tempat wisata yang terletak di Dusun Pacarbalung, Desa Sidoagung. Curug Silangit adalah sebuah air terjun yang tingginya sekitar 12 meter dengan kondisi air yang cukup bersih dan terdapat sebuah kolam berbentuk lingkaran di tengahnya. Jika pada hari minggu, banyak pengunjung yang datang untuk sekadar berekreasi ataupun untuk mandi. Namun itu dulu sekitar tahun 90-an, setelah kejadian tragis yang menewaskan seorang warga dari desa tetangga, kini Curug Silangit Sidoagung Pacarbalung ini sepi di kunjungi.
  • Curug Pandansari
Gugusan perbukitan kecamatan Sruweng bagian utara ternyata memiliki keindahan alam. Wilayah yang diukir alami berupa lembah-lembah curam tersebut membuat aliran air sungai megalir ekstrem membentuk sebuah air terjun atau curug bernama Curug Pandansari yang terletak di Desa Pandansari. Curug Pandansari memiliki ketinggian lebih dari 25 meter. Air mengucur dari ketinggian tebing dan kemudian merayap jatuh di dasar curug yang berbatu. Curug yang berada di aliran kali Kedungpakis belum ada fasilitas yang bisa temukan di lokasi ini. Selain itu Curug Pandansari berlokasi tidak jauh dari pemukiman penduduk setempat.
Hingga saat ini, Curug Pandansari hanya dimanfaatkan oleh warga sebagai sumber kebutuhan air saja. Walaupun begitu, Curug Pandansari yang menyuguhkan pemandangan yang asri, pepohonan hijau, udara bersih dan alami, membuat orang ingin berkunjung ke sana. Berjarak sekira 12 km dari Kota Kebumen atau 5 km dari jalan raya nasional Sruweng, Curug Pandansari kerap dikunjungi wisatawan lokal. Bagi pengunjung yang ingin melihat Curug Pandansari dengan airnya yang deras dan indah, sangat dianjurkan untuk berkunjung saat musim penghujan tiba. Karena, jika musim kemarau, debit air Curug Pandansari akan turun drastis cenderung menjadi kering. Hal tersebut tidak lepas dari aliran air yang berada di daerah aliran sungai (DAS) yang tidak luas dan merupakan sungai kecil.
  • Bukit Krewed
Bukit ini berada di utara Desa Condongcampur. Bukit yang memiliki ketinggian mencapai 551 meter di atas permukaan air laut ini memang kalah moncer dengan Bukit Pranji yang lebih sering dikunjungi wisatawan lokal. Namun soal pemandangan alam yang disuguhkan, Bukit Kruwet jawaranya. Bagaimana tidak, dari Bukit yang berada di atas Desa Condongcampur ini pemandangan Kebumen dari segala penjuru bisa dilihat dengan lapang. Termasuk puncak Bukit Pranji. Bukit Kruwet sejatinya adalah puncak tertinggi dari banyaknya bukit yang ada disekelilingnya seperti Bukit Pranji, Jatiwayang, Condong, Caplang dan maupun Konjara.
  • Kerajinan Cobek Batu
Selain dikenal dengan produksi genteng sokka-nya, Kecamatan Sruweng juga dikenal dengan kerajinan cobek-nya. Perajin cobek banyak ditemui di Desa Penusupan. Pemasaran cobek yang diproduksi di lereng-lereng Bukit Condong itu tidak hanya di Kabupaten Kebumen saja namun juga sudah dipasarkan hingga luar Kebumen seperti ke Jakarta dan pulau Kalimantan. Bahkan pasar terbesarnya berada di pulau Bali. Satu buah cobek dijual dengan harga Rp. 15.000. Harga yang terbilang murah jika dibandingakn dengan usaha kerja yang dilakukan para perajin.
  • Kerajinan Jenitri
Kerajinan jenitri di Kecamatan Sruweng cukup menjanjikan. Banyak ditemui warga yang memproduksi jenitri kering maupun sudah diolah menjadi tasbih, gelang dan lainnya. Kualitasnya pun eksport. Seperti di Desa Karangjambu dan Desa Jabres.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

opening asian games 2018